Komentar Trump atas Serangan Iran, Rusia: Meredam Eskalasi atau Hinaan?
![]() |
Foto: Potre kerusakan Pangkalan Militer AS (istimewa). |
INDOTIMES.ID, Moskow - Pernyataan terbaru Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyulut reaksi tajam dari Rusia, setelah dia menyebut serangan balasan rudal Iran terhadap pangkalan militer AS di Qatar sebagai “lemah”.
Kritik pedas datang dari Ketua Komite Legislasi Konstitusional dan Pembangunan Negara Dewan Federasi Rusia, Andrey Klishas, yang menilai Trump justru mengubah serangan militer Iran menjadi bahan penghinaan global terhadap Teheran.
"Melalui komentarnya yang bersifat mendamaikan, Trump telah mengubah respons Iran yang 'menghancurkan' menjadi penghinaan lain bagi Republik Islam," ujar Klishas dalam saluran Telegram resminya.
Trump sebelumnya menulis di jejaring sosial Truth Social bahwa serangan Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, fasilitas militer AS terbesar di Timur Tengah telah gagal total, dengan 13 dari 14 rudal berhasil dicegat.
Ia bahkan mengklaim bahwa Teheran memberi peringatan terlebih dahulu kepada Washington soal serangan tersebut.
Serangan ini merupakan respons langsung Iran terhadap serangan militer Amerika terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada malam 22 Juni, yang terjadi sembilan hari setelah eskalasi konflik antara Israel dan Iran dimulai pada 13 Juni.
Dalam waktu kurang dari 24 jam setelah serangan Israel, Iran telah melancarkan serangan balasan, dan aksi saling serang terus berlangsung.
Sikap Trump yang mengecilkan dampak serangan Iran dinilai sejumlah pihak sebagai langkah untuk meredam eskalasi lebih lanjut, namun di sisi lain dianggap mempermalukan Iran di panggung internasional.
Ketegangan di Timur Tengah kini memasuki fase yang semakin genting, dengan konflik bersenjata yang menyeret kekuatan besar dunia ke dalam konfrontasi terbuka. (Red)