Korban Banjir-Longsor Sumatera Tembus 1.016 Jiwa, Obat-Obatan Menipis
![]() |
| Foto: Tampak tim evakuasi mencari jenazah yang tertimbun longsor. (Dok. Istimewa) |
indotimes.id, JAKARTA – Dampak bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera terus menimbulkan korban. Hingga 15 Desember 2025, tercatat sebanyak 1.016 orang meninggal dunia, 212 orang dinyatakan hilang, serta sekitar 7.600 korban lainnya mengalami luka-luka.
Data sementara menunjukkan lima kabupaten/kota menjadi wilayah dengan jumlah korban jiwa tertinggi. Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mencatat angka kematian paling besar dengan 187 korban. Disusul Aceh Utara sebanyak 162 jiwa, Tapanuli Tengah 116 jiwa, Tapanuli Selatan 86 jiwa, serta Aceh Tamiang dengan 66 korban meninggal dunia.
Tim pencarian dan pertolongan (SAR) hingga kini masih terus melakukan evakuasi, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau dan berisiko terjadi longsor susulan. Proses pencarian korban hilang turut terkendala kondisi cuaca yang belum sepenuhnya membaik.
Selain korban jiwa, sektor layanan kesehatan di wilayah terdampak juga menghadapi tekanan berat. Pelaksana pelayanan RS Kemenkes Adam Malik, dr Ade Rachmat Yudiyanto, SpA(K), menyebutkan kurang dari 10 persen stok obat lama yang dapat diselamatkan akibat terendam lumpur dan berpotensi terkontaminasi.
“Sebagian besar obat rusak karena terendam dan tidak aman untuk digunakan, sehingga harus dibuang,” ujar dr Ade.
Meski demikian, ia memastikan pelayanan medis tetap berjalan berkat bantuan cepat dari berbagai pihak. RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang dilaporkan masih memiliki persediaan obat yang aman dan mencukupi untuk kebutuhan instalasi gawat darurat (IGD) dan pelayanan darurat lainnya.
Kebutuhan obat-obatan dipasok melalui RS Kemenkes Adam Malik, serta dukungan dari tim Universitas Indonesia dan Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI).
Bantuan tersebut mencakup obat infeksi, analgesik, obat kulit, hingga perbekalan medis dasar yang langsung didistribusikan ke unit-unit prioritas penanganan korban pascabanjir. (Red)


