10 Negara Tolak Palestina Merdeka, Israel Gencar Bombardir Gaza hingga Ribuan Tewas
![]() |
Foto: Istimewa/net. |
INDOTIMES.id, JAKARTA – Harapan dunia untuk segera terwujudnya negara Palestina kembali mendapat hambatan. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Minggu (14/9/2025) telah mengesahkan Deklarasi New York yang mendukung terbentuknya negara Palestina merdeka. Namun, dari 164 negara yang ikut voting, 10 negara menolak dan 12 negara memilih abstain.
Deklarasi yang digagas Prancis dan Arab Saudi itu memuat peta jalan menuju solusi dua negara. Isinya antara lain gencatan senjata segera di Gaza, pembebasan sandera, pembentukan negara Palestina berdaulat, pelucutan senjata Hamas, hingga normalisasi hubungan Israel–Arab.
Meski begitu, Israel menolak mentah-mentah resolusi tersebut. Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menyebut deklarasi itu “isyarat kosong” yang melemahkan kredibilitas Majelis Umum PBB.
Berikut daftar 10 negara yang menolak resolusi Palestina merdeka:
1. Amerika Serikat
2. Israel
3. Argentina
4. Hungaria
5. Mikronesia
6. Nauru
7. Palau
8. Papua Nugini
9. Paraguay
10. Tonga
Sementara itu, negara yang abstain di antaranya Albania, Ceko, Ethiopia, Guatemala, dan Sudan Selatan.
Gaza Dibombardir, Ratusan Ribu Warga Mengungsi
Di saat dunia membahas perdamaian, militer Israel justru meningkatkan serangan brutal di Jalur Gaza. Serangan pada Sabtu (13/9) menewaskan sedikitnya 62 warga Palestina hanya dalam sehari, termasuk 49 orang di sekolah yang dijadikan tempat pengungsian PBB.
Menurut data Al-Jazeera, jumlah korban jiwa akibat agresi Israel sejak 2023 kini telah melampaui 64 ribu orang tewas, ratusan ribu luka-luka, dan lebih dari 1 juta warga terpaksa mengungsi.
“Warga Gaza kini hidup dalam kondisi sangat sulit, di bawah pengepungan dan pemboman tanpa henti,” ungkap juru bicara Pertahanan Sipil Palestina, Mahmoud Basal.
Jet tempur Israel dilaporkan menjatuhkan bom setiap 10–15 menit ke permukiman, memaksa ribuan keluarga meninggalkan rumah meski banyak yang kembali karena kamp pengungsian di selatan penuh sesak dan minim sumber daya.
Israel berdalih gempuran ini merupakan balasan atas serangan Hamas Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang. Namun, fakta di lapangan menunjukkan mayoritas korban adalah warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan.