Breaking News

Cek Kesehatan Gratis: Harapan Besar, Tantangan Tak Kecil

Foto: Salah satu warga yang mengikuti program Cek Kesehatan Gratis, (istimewa). 

INDOTIMES.id, Jakarta – Program cek kesehatan gratis yang diluncurkan pemerintah sejak awal Februari 2025 telah menjangkau delapan juta warga dalam kurun waktu empat bulan.

Meski berjalan di 10.200 puskesmas dan klinik layanan primer secara serentak, target harian 300 ribu pemeriksaan belum tercapai. Ketimpangan akses dan kesiapan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) menjadi salah satu penyebabnya.

Dari hasil pemeriksaan sejauh ini, terungkap berbagai masalah kesehatan di berbagai kelompok usia.

Pada bayi, ditemukan kasus jantung bawaan, balita mengalami gangguan kesehatan gigi, sementara orang dewasa banyak terdeteksi menderita hipertensi, obesitas, diabetes, dan risiko stroke.

Penyakit jantung dan stroke sendiri merupakan dua penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Program ini mengusung pendekatan promotif dan preventif. Bagi masyarakat yang terdeteksi memiliki faktor risiko, diberikan panduan hidup sehat, sedangkan yang membutuhkan perawatan lebih lanjut akan dirujuk ke layanan medis lanjutan.

Namun demikian, keterbatasan tenaga medis, alat kesehatan, dan logistik membuat banyak pemeriksaan tidak tuntas atau tidak ditindaklanjuti secara optimal.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa hasil pemeriksaan tidak mencerminkan profil kesehatan masyarakat secara akurat.

Banyak fasilitas kehabisan alat tes seperti kolesterol, asam urat, dan diabetes. Bahkan tenaga kesehatan di lapangan kerap kewalahan, karena harus memberikan edukasi sekaligus melakukan pemeriksaan massal dalam waktu terbatas.

Selain itu, data hasil pemeriksaan belum seluruhnya terintegrasi dalam sistem informasi kesehatan nasional.

Padahal, data tersebut sangat penting untuk memetakan tren penyakit dan merancang kebijakan kesehatan berbasis bukti. Tanpa sistem pencatatan dan evaluasi yang kuat, manfaat jangka panjang dari program ini bisa jadi tak maksimal.

Ke depan, program cek kesehatan gratis ditargetkan menjangkau 200 juta penduduk dalam lima tahun ke depan.

Mulai Juli 2025, pemeriksaan akan diperluas ke 200.000 sekolah dengan target 50 juta anak setiap bulannya.

Untuk itu, persiapan alat medis, logistik, tenaga kesehatan, dan anggaran harus dimatangkan agar tidak mengorbankan kualitas demi mengejar kuantitas.

Pemerintah juga diingatkan untuk memprioritaskan kelompok usia berisiko dan wilayah dengan tingkat penyakit tidak menular yang tinggi.

Evaluasi rutin, sistem rujukan yang jelas, serta edukasi masyarakat secara berkelanjutan perlu diperkuat agar program tidak berhenti sebagai gebrakan awal semata.

Meski diwarnai berbagai tantangan, cek kesehatan gratis tetap menjadi program ideal untuk Indonesia yang tengah menghadapi transisi epidemiologi.

Namun, tanpa strategi matang dan kesinambungan kebijakan, program ini bisa berubah dari solusi menjadi beban baru dalam sistem kesehatan nasional. (Red) 

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar