Breaking News

Tujuh Tentara Israel Tewas di Gaza, Desakan Gencatan Senjata Meningkat Tajam

Foto: Ilustrasi, (istimewa). 

INDOTIMES.ID, Tel Aviv – Konflik berkepanjangan di Gaza kembali menelan korban jiwa dari militer Israel. Pada Selasa (24/6/2025), tujuh tentara Israel tewas dalam sebuah serangan mematikan di Khan Younis, Gaza selatan.

Insiden ini menjadi hari paling berdarah bagi militer Israel sejak pertempuran dilanjutkan setelah gencatan senjata dengan Hamas dilanggar pada Maret lalu.

Menurut pernyataan militer Israel pada Rabu (25/6/2025), korban tewas terdiri dari satu letnan, tiga sersan staf, dan tiga sersan dari batalyon teknik tempur.

Mereka gugur ketika alat peledak yang ditanam oleh pejuang Hamas meledakkan kendaraan lapis baja yang mereka tumpangi dan memicu kebakaran hebat.

Serangan tersebut telah memicu tekanan publik yang semakin kuat terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar segera mencapai gencatan senjata permanen di Gaza.

Namun langkah itu masih dihalangi oleh faksi garis keras dalam koalisi sayap kanannya yang mendesak agar perang dilanjutkan.

Hamas melalui sayap militernya mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka juga mengonfirmasi telah meluncurkan rudal anti-tank ke arah kendaraan militer kedua yang datang untuk memberikan bantuan.

Sementara itu, dukungan publik terhadap Netanyahu yang sempat anjlok usai serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menjadi kegagalan keamanan terburuk dalam sejarah Israel, sedikit pulih setelah serangan kejutan terhadap Iran yang dipandang sebagai kemenangan strategis.

Namun kini, perhatian kembali tertuju ke Gaza. Setelah gencatan senjata antara Israel dan Iran yang diumumkan Presiden AS Donald Trump mulai berlaku Selasa lalu, pertanyaan besar kembali mencuat: mengapa perang di Gaza masih berlanjut?

Moshe Gafne, anggota parlemen dari partai ultra-Ortodoks yang berada dalam pemerintahan Netanyahu, secara terbuka mempertanyakan tujuan perang ini.

“Ini adalah hari yang sangat menyedihkan. Tujuh tentara tewas di Gaza. Saya masih tidak mengerti mengapa kami bertempur di sana,” katanya dalam sidang komite parlemen.

Dalam 12 hari terakhir, saat perhatian dunia terpusat pada konflik Israel-Iran, lebih dari 800 warga Palestina telah tewas di Gaza oleh operasi militer Israel, termasuk sedikitnya 30 orang pada Rabu, berdasarkan laporan pejabat kesehatan setempat. Di antara korban juga terdapat seorang jurnalis.

Peristiwa tragis ini mempertegas keterisolasian Israel di panggung internasional. Banyak negara mitra mulai mengkritik keras operasi militer yang menelan korban sipil dalam jumlah besar.

Perang yang telah berlangsung hampir dua tahun ini juga diwarnai ketegangan politik internal terkait isu pembebasan sandera yang masih ditahan oleh Hamas.

Sementara itu, tokoh-tokoh sayap kanan ekstrem seperti Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich terus mendesak agar operasi militer ditingkatkan.

Koalisi Netanyahu yang rapuh, terdiri dari partai sekuler dan religius, kini berada di ujung tanduk. Ia tidak memiliki ruang untuk perbedaan pendapat tanpa mengorbankan kekuasaannya. (And) 

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar