Breaking News

Potensi Rp 1.300 Triliun Lari ke Luar Negeri, Menkes Dorong Infrastruktur Demi Wisata Medis Lokal

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa pengembangan infrastruktur menjadi kunci utama dalam mendorong pertumbuhan sektor pariwisata medis di Indonesia. Dalam paparannya di ajang International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang digelar di Jakarta Convention Center.

INDOTIMES.ID, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa pengembangan infrastruktur menjadi kunci utama dalam mendorong pertumbuhan sektor pariwisata medis di Indonesia. Dalam paparannya di ajang International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang digelar di Jakarta Convention Center, Menkes menyoroti potensi ekonomi besar yang belum tergarap optimal di sektor ini.

Menkes membeberkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor wisata medis bisa mencapai angka fantastis—sekitar 84 miliar dolar AS atau setara Rp 1.362 triliun. Namun, setiap tahunnya justru 1–2 juta warga Indonesia memilih berobat ke luar negeri, mengalirkan dana sebesar 10 miliar dolar AS, atau hampir 1 persen dari total PDB nasional.

"Kalau kita bisa membangun ekosistem layanan kesehatan berkelas dunia, dana itu bisa tetap berputar di dalam negeri," ujar Budi, Senin (16/6/2025).

Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang menyeluruh—mulai dari rumah sakit berstandar internasional, sistem transportasi yang terintegrasi, hingga konektivitas digital—akan membuka peluang besar bagi Indonesia untuk bersaing di sektor wisata medis global. Destinasi unggulan seperti Bali, Batam, dan Labuan Bajo dinilai strategis untuk pengembangan fasilitas medis yang terintegrasi dengan pariwisata.

“Orang datang bukan hanya untuk melihat pantai atau budaya, tapi juga untuk memperoleh layanan kesehatan berkualitas,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Menkes juga mengungkap data pengeluaran kesehatan masyarakat Indonesia yang kini mencapai 40 miliar dolar AS per tahun, dengan harapan hidup rata-rata 70 tahun. Ia membandingkan kondisi ini dengan Malaysia yang sukses menjadi destinasi wisata medis regional berkat infrastruktur dan layanan kesehatan yang kompetitif.

Dengan perencanaan dan eksekusi yang tepat, Budi menyebut sektor kesehatan bisa berkontribusi hingga hampir 6 persen terhadap PDB nasional. “Kalau 1 persen setara dengan US$ 15 miliar, maka US$ 84 miliar itu hampir 6 persen PDB. Ini peluang besar,” tegasnya.

Ia menyerukan dibentuknya strategi nasional untuk membangun infrastruktur kesehatan terpadu yang tak hanya menekan aliran devisa ke luar negeri, tetapi juga menarik warga asing untuk berobat ke Indonesia.

“Dengan menyatukan layanan kesehatan dan pariwisata, kita bisa membangun negara yang lebih kuat, sehat, dan maju,” ujarnya optimistis.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menekankan bahwa pembangunan infrastruktur harus inklusif dan tangguh, khususnya dalam menghadapi tantangan pertumbuhan penduduk yang memicu peningkatan kebutuhan dasar seperti pendidikan, layanan kesehatan, dan lapangan kerja.

“Semua kebutuhan dasar ini harus dipenuhi melalui pembangunan infrastruktur yang merata dan berkeadilan,” kata AHY.

Konferensi ICI 2025 sendiri merupakan ajang internasional pertama di Indonesia yang berfokus pada pembangunan infrastruktur. Dihadiri lebih dari 7.000 peserta dari 33 negara, konferensi ini juga menjadi wadah kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan lembaga pembiayaan global seperti World Bank, ADB, IFC, dan GIC Singapura.

Gelaran ini diharapkan menjadi momentum penting dalam memajukan infrastruktur nasional dan menjadikan Indonesia sebagai pusat wisata medis baru di kawasan.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar