Dibalik Serangan Nuklir dan Gencatan Senjata: Rusia-Iran Semakin Lengket, Ada Apa?
![]() |
Foto: Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan Presiden Rusia Vladimir Putin, (TASS). |
INDOTIMES.id, Moskow — Ketegangan di Timur Tengah memuncak usai rangkaian serangan antara Israel, Iran, dan Amerika Serikat, namun di balik gejolak tersebut, kerja sama Rusia-Iran justru semakin erat.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam konferensi pers, menegaskan bahwa Moskow tetap berkomitmen menjalin kemitraan strategis dengan Teheran di berbagai bidang, termasuk nuklir sipil. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas serangan jet tempur AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni lalu.
“Rusia dengan tegas mengutuk serangan AS yang mengikuti agresi Israel. Kami menolak upaya membatasi hak sah negara berdaulat atas program nuklir sipil,” kata Zakharova dikutip TASS, pada Rabu (26/6/2025)
Ia menambahkan bahwa kerja sama nuklir damai antara Rusia dan Iran “sepenuhnya sah dan akan terus berlanjut” ucapnya.
Zakharova juga menyinggung perjanjian kemitraan strategis komprehensif Rusia-Iran yang berlaku hingga 2025 sebagai dasar kuat untuk memperluas kolaborasi di masa mendatang.
Ketegangan memuncak sejak 13 Juni ketika Israel melancarkan serangan militer terhadap Iran, yang segera dibalas keesokan harinya. Pada 22 Juni, giliran AS meluncurkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
Tak tinggal diam, Iran membalas dengan menghujani pangkalan udara AS di Qatar, Al Udeid, dengan rudal. Meski otoritas AS mengklaim tidak ada korban jiwa, situasi sempat nyaris lepas kendali.
Namun, pada 24 Juni, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah menyepakati gencatan senjata penuh. Israel menyatakan bahwa semua target telah tercapai, sementara Teheran mengklaim kemenangan karena berhasil memaksa Tel Aviv mundur.
Di tengah konflik yang belum sepenuhnya padam, aliansi Rusia-Iran justru terlihat makin solid, menjadi sorotan baru di tengah dinamika geopolitik kawasan. (Red)