Cerita Di Balik Pembuatan Film Squid Game
![]() |
Foto: Cover film Squid Game 3, (istimewa) |
INDOTIMES.id, Jakarta - Menjelang penayangan musim ketiga Squid Game, perhatian publik kembali tertuju pada permainan-permainan klasik Korea Selatan yang diubah menjadi uji nyali mematikan.
Salah satu yang paling ikonik adalah Ddakji, permainan pembuka dalam serial yang kini menjadi simbol peralihan dari kepolosan masa kecil ke kompetisi brutal dalam dunia fiksi dewasa.
Ddakji, Permainan Anak yang Dijadikan Seleksi Maut
Ddakji (atau ttakji) merupakan permainan tradisional Korea yang dimainkan dengan dua keping kertas tebal berbentuk persegi.
Pemain melemparkan ddakji miliknya ke tanah dengan tujuan membalikkan ddakji lawan.
Jika berhasil, pemain dianggap menang dan biasanya mendapatkan ddakji lawan sebagai hadiah.
Di serial Squid Game, permainan ini digunakan untuk menyeleksi peserta, disajikan dalam suasana misterius dan menegangkan yang melibatkan tokoh pria berjubah jas dan koper berisi uang tunai.
Adegan ini menjadi salah satu yang paling melekat dalam benak penonton, karena menandai masuknya tokoh utama ke dalam dunia kompetisi berdarah.
Jejak Budaya yang Diangkat ke Layar
Menurut Korean Culture and Information Service (KOCIS), ddakji adalah bagian dari warisan budaya permainan anak Korea yang telah ada sejak era Joseon.
Anak-anak biasa membuat ddakji sendiri dari kertas warna-warni dan memainkannya di sekolah atau halaman rumah.
Namun, dalam Squid Game, permainan ini diberi makna baru, sebuah simbol ironi, di mana kesenangan masa kecil dipelintir menjadi alat seleksi dalam sistem yang mengabaikan nilai kemanusiaan.
“Kami ingin menunjukkan bagaimana masyarakat modern terkadang memutarbalikkan hal-hal sederhana menjadi alat kekuasaan,” ujar Hwang Dong-hyuk, sutradara dan penulis Squid Game, dalam wawancara bersama Korea Times.
Nostalgia yang Gelap
Squid Game sukses membawa permainan tradisional seperti ddakji, tug of war, hingga lampu merah lampu hijau menjadi tontonan mendebarkan yang menyisipkan kritik sosial.
Dalam wawancara dengan Netflix Korea, aktor Lee Byung-hun mengakui bahwa kekuatan serial ini bukan hanya dari aksinya, tetapi juga dari muatan emosional dan budaya yang membekas:
“Permainan-permainan ini membawa nostalgia, tapi dengan cara yang mengerikan. Itulah yang membuatnya tak terlupakan.”
Chapter Ketiga dan Pertanyaan yang Tersisa
Dengan hadirnya Squid Game 3, para penggemar menanti permainan apa lagi yang akan diangkat dari akar budaya Korea.
Apakah ddakji akan kembali hadir, atau muncul permainan tradisional lain dengan nuansa lebih gelap?
Yang jelas, Squid Game telah mengubah wajah permainan anak menjadi cermin kerasnya realitas. Dari lipatan sederhana kertas ddakji, lahir simbol global tentang pilihan hidup dan harga manusia. (A16)