BRICS Kecam Keras Serangan AS-Israel ke Iran, Tegaskan Pelanggaran Piagam PBB
![]() |
Foto: Negara -Negara yang tergabung dalam BRICS /istimewa. |
INDOTIMES.ID, Jakarta – Ketegangan di Timur Tengah terus menarik perhatian dunia. Negara-negara BRICS—yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, mengutuk keras serangan militer yang dilakukan Israel dan Amerika Serikat terhadap Iran.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Selasa (25/6/2025), BRICS menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pernyataan itu diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri Brasil, yang saat ini memegang presidensi BRICS, menyusul eskalasi konflik sejak 13 Juni 2025.
Serangan Israel terhadap Iran, yang kemudian disusul intervensi militer AS pada 22 Juni, menjadi sorotan utama dalam forum negara-negara berkembang tersebut.
“Kami menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan militer terhadap Republik Islam Iran sejak 13 Juni 2025, yang merupakan pelanggaran hukum internasional dan Piagam PBB,” tegas pernyataan resmi BRICS dikutip TASS.
Kelompok ini juga memperingatkan bahaya serangan terhadap instalasi nuklir Iran, yang dinilai melanggar resolusi-resolusi Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
Mereka menekankan bahwa serangan semacam itu tidak hanya berisiko menimbulkan bencana regional, tetapi juga memperburuk ketegangan global.
Dalam konteks ini, BRICS menyerukan pembentukan kawasan Timur Tengah yang bebas dari senjata nuklir dan seluruh bentuk senjata pemusnah massal, serta menegaskan kembali komitmen mereka terhadap perdamaian dan dialog sebagai satu-satunya jalan menuju stabilitas jangka panjang.
Adu Serang dan Gencatan Senjata
Konflik memuncak ketika pada dini hari 13 Juni, Israel meluncurkan operasi militer besar-besaran terhadap Iran. Tak butuh waktu lama, Teheran membalas serangan dalam waktu kurang dari 24 jam. Ketika situasi belum mereda, Amerika Serikat turun tangan dan menyerang tiga lokasi fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni.
Tak tinggal diam, Iran membalas dengan menargetkan Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, markas militer utama AS di Timur Tengah.
Meski menurut AS tak ada korban jiwa atau kerusakan besar, serangan tersebut menunjukkan bahwa konflik telah merambah level yang lebih tinggi.
Namun, pada 24 Juni, mantan Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa kedua pihak telah mencapai kesepakatan gencatan senjata menyeluruh.
Israel menyatakan telah menyelesaikan semua tujuan militernya, sementara Teheran mengklaim kemenangan diplomatik karena berhasil memaksa Israel menghentikan agresi secara sepihak.
Langkah BRICS: Pijakan Baru Perlawanan Global?
Dengan pernyataan tegas ini, BRICS memperlihatkan peran barunya dalam kancah geopolitik global, bukan hanya sebagai kekuatan ekonomi, tapi juga sebagai suara kolektif melawan unilateralisme dan dominasi militer.
Pernyataan tersebut menandai pergeseran signifikan dalam lanskap diplomasi internasional, saat negara-negara berkembang mulai memposisikan diri sebagai penyeimbang terhadap kebijakan agresif negara-negara Barat. (Red)