Disbudpar Sumsel Adakan Pergelaran Wayang Guna Tanamkan Cinta Budaya Lokal pada Pelajar
INDOTIMES.id, PALEMBANG – Dalam upaya memperkuat identitas budaya dan menanamkan kecintaan terhadap warisan lokal sejak dini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar pergelaran Wayang Palembang yang melibatkan ratusan pelajar SMA.
Kegiatan ini berlangsung di Taman Budaya Sriwijaya sebagai bagian dari strategi pelestarian warisan budaya tak benda yang telah diakui secara global,
Wayang yang selama ini lebih dikenal sebagai budaya Jawa, ternyata juga memiliki versi khas Palembang. Namun, eksistensinya kian tergerus zaman. Melalui pementasan lakon "Petruk Munggah Ratu", para pelajar diperkenalkan pada kekayaan budaya yang selama ini tersembunyi di daerah mereka sendiri.
"Saya baru tahu kalau Palembang punya wayang sendiri. Ternyata sangat menarik dan berbeda," ujar M. Nevan, siswa SMA Negeri 8 Palembang yang mengaku baru pertama kali menyaksikan Wayang Palembang secara langsung.
Plt. Kepala Disbudpar Sumsel, Panji Tjahjanto, menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda sebagai penerus budaya. Menurutnya, edukasi budaya melalui pengalaman langsung seperti ini menjadi kunci utama pelestarian.
"Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menjaga warisan budaya tak benda, dan pelibatan pelajar adalah strategi utama," jelas Panji.
Meski begitu, Panji mengakui bahwa pelestarian Wayang Palembang masih menghadapi tantangan serius, khususnya terkait minimnya jumlah dalang. Regenerasi menjadi hal yang mendesak.
Hal ini diamini oleh Plh. Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Sumsel, Agung Saputro. Ia menyebutkan pihaknya akan fokus mendorong tumbuhnya generasi baru dalang Wayang Palembang di masa mendatang.
Kgs. Wirawan Rusdi, satu-satunya dalang aktif dari Sanggar Sri yang telah berdiri sejak 1950-an, menyambut baik inisiatif ini. Namun, ia tak menampik bahwa minat menjadi dalang semakin menurun, terutama karena kurangnya dukungan ekonomi dan rendahnya eksistensi Wayang Palembang di tengah masyarakat.
"Penghasilan tidak menentu, dan masyarakat belum sepenuhnya merasa memiliki. Itu kendala besarnya," ungkap Wirawan.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Kemendikbud RI, Wawan Yogaswara, menyoroti kekayaan naratif Wayang Palembang yang tak hanya memuat epos besar seperti Mahabarata dan Ramayana, tetapi juga mitos dan kisah lokal yang disampaikan dalam bahasa daerah.
"Sayangnya, perhatian terhadap Wayang Palembang masih minim. Regenerasi harus segera dilakukan agar seni ini tidak punah," ujarnya.
Langkah Disbudpar Sumsel ini diharapkan menjadi pintu masuk untuk menghidupkan kembali Wayang Palembang di tengah masyarakat. Dengan dukungan pemerintah dan keterlibatan generasi muda, warisan budaya ini berpotensi kembali menjadi kebanggaan Sumatera Selatan.